Pengertian Taukid Ma’nawi dan syarat-syaratnya » Alfiyah Bait 520-521-522-523
التوكيد
BAB TAUKIDبِالنَّفْسِ أوْ بِالعَيْنِ الاسْمُ أُكِّدَا ¤ مَعَ ضَمِيرٍ طَابَقَ المُؤكَّدَا
Kalimah Isim menjadi tertaukidi oleh lafazh taukid “an-Nafsi” atau “al-‘Aini” beserta ada Dhamir mencocoki pada Isim Muakkad.وَاجْمَعْهُمَا بِأفْعُلٍ إنْ تَبِعَا ¤ مَا لَيْسَ وَاحِداً تكُن مُتَّبِعاً
Jama’kanlah kedua lafazh taukid tsb dengan wazan “AF’ULU” jika keduanya tabi’ pada Isim selain mufrad (Mutsanna/Jamak), maka jadilah kamu Muttabi’ (pengikut yg benar).وَكُلاً اذْكُرْ فِي الشُّمُولِ وَكِلا ¤ كِلْتَا جَمِيعاً بِالضَّمِيرِ مُوصَلَا
Ucapkanlah untuk taukid syumul (menyeluruh) dengan lafazh Kullu, Kilaa, Kiltaa dan Jami’ yg disambung dengan dhamir.وَاسْتَعْمَلُوا أيْضاً كَكُلٍّ فَاعِلَهْ ¤ مِنْ عَمَّ فِي التَّوكِيدِ مِثْلَ النَّافِلَهْ
Demikian juga mereka menggunakan wazan Faa’ilatu dari lafazh Amma (Aammatu) seperti faidah Kullu (untuk syumul) didalam taukid. Serupa bunyi lafazh Naafilatu.
Bagian kedua dari Isim-Isim Tawabi’ yaitu TAUKID. Maksud dari perkataan Taukid adalah Isim Muakkid, dengan memutlakkan Mashdar kepada maksud Isim Fa’il.
Taukid ada dua bagian:
1. Taukid Ma’nawi (pembahasan kali ini)
2. Taukid Lafzhi (akan dibahas pada bait-bait selanjutnya)
Pengertian Taukid Ma’nawi adalah:
1. Isim Tabi’ yg disebut untuk menghilangkan kemungkinan lain dari takdir Mudhaf kepada Matbu’nya.
2. Isim Tabi’ yg disebut untuk menghilangkan maksud-maksud khusus dari lafazh penampakan Matbu’ yang umum.
Pengertian Taukid Ma’nawi bagian pertama
Dengan menggunakan lafazh AN-NAFSU dan AL-‘AINU, contoh:
حادثني الأمير نفسه
HAADATSANIY AL-AMIIRU NAFSUHU = Presiden itu berkata sendiri kepadaku.
Dalam contoh ini, andaikan cukup pada kata
AL-AMIIR (muakkad), maka ada kemungkinan penakdiran mudhaf yang
terbuang, boleh jadi yg berkata itu Wakil Presiden atau kepercayaannya
atau orang lain yg menyampaikannya. Nah, ketika Taukid disebutkan maka
kemungkinan-kemungkinan tersebut menjadi hilang.
Lafazh NAFSU = sebagai Taukid Ma’nawi, dirofa’kan karena tabi’.
lafazh HUU = Dhamir yg merujuk pada Isim Muakkad, menjadi Mudhaf Ilaih.
lafazh HUU = Dhamir yg merujuk pada Isim Muakkad, menjadi Mudhaf Ilaih.
Disyaratkan kedua lafazh Taukid tsb
bersambung dengan Dhamir merujuk pada Isim Muakakd yang sesuai baik
secara Mufrad, Mudzakkar dan semacamnya untuk tercapainya fungsi robit
antara Tabi’ dan Matbu’.
Kedua lafazh Taukid wajib mufrad apabila
mengikuti Muakkad mufrad sebagaimana contoh diatas. Apabila Muakkadnya
Isim Mutsanna atau Isim Jamak, maka kedua lafazh Taukid tersebut
dijamakkan pada Jamak Taksir Qillah dengan wazan AF’ULU. Penggunaan
Taukid jamak pada Muakkad Jamak disini hukumnya wajib, sedangkan
penggunaan Taukid Jamak pada Muakkad Mutsanna lebih baik dari penggunaan
Taukid Mufrad.
Contoh:
جاء المحمدان أنفسُهما وأعينُهما
JAA’A AL-MUHAMMADAANI ANFUSUHUMAA WA A’YUNUHUMAA = Dua Muhammad telah datang diri keduanya sendiri.
جاء المحمدون أنفسُهم وأعينُهم
JAA’A AL-MUHAMMADUUNA ANFUSUHUM WA A’YUNUHUM = Banyak Muhammad telah datang diri mereka sendiri.
جاءت الفاطمات أنفسُهن أو أعينُهن
JAA’A AL-FAATHIMAATU ANFUSUHUNNA WA A’YUNUHUNNA = Banyak Fathimah telah datang diri mereka sendiri.
Pengertian Taukid Ma’nawi bagian kedua
PERTAMA: menggunakan lafazh KULLUN dan JAMII’UN, contoh:
قرأت القرآن كلَّه أو جميعَهُ
QARA’TU AL-QUR’AANA KULLAHUU AW JAMII’AHUU = Aku membaca Al-Qur’an seluruhnya atau semuanya.
Andaikan tidak didatangkan dengan lafazh
KULLUN atau JAMIIUN maka mengandung Ihtimal (kemungkinan) sebab membaca
Al-Qur’an sifatnya umum, boleh jadi yang dibaca itu lebih sedikit, atau
separuh Al-Quran, atau bahkan lebih dari itu, dll.
Disyaratkan penggunaan Taukid KULLUN dan JAMIIUN ini dengan tiga syarat:
1. Isim Muakkadnya bukan Mutsanna, yakni harus Mufrod atau Jamak
2. Isim Muakkadnya berupa:
2. Isim Muakkadnya berupa:
a. Isim Jamak yg terdiri dari beberapa Mufrod, contoh:
حضر الضيوف كلُّهم
HADHARA ADH-DHUYUUFU KULLUHUM = para tamu telah hadir semuanya.
b. Isim Mufrod yg terdiri dari beberapa bagian, contoh:
قرأت الكتاب كلَّه
QARA’TU AL-KITAABA KULLAHU = aku membaca kitab itu seluruhnya.
c. Isim Mufrod yg dapat dibagi menurut pertimbangan amilnya, contoh:
اشتريت الحصان كله
ISYTARAITU AL-HISHAANA KULLAHU = aku membeli kuda itu seluruhnya.
Lafazh AL-HISHAANA berupa bagian-bagian menurut pembeliannya.
3. Harus bersambung dengan Dhamir yg merujuk pada Isim Mu’akkad, seperti contoh-contoh di atas.
نجح الأخوان كلاهما
NAJAHA AKHUWAANI KILAAHUMAA = Dua saudaraku telah lulus kedua-duanya.
فازت البنتان كلتاهما
FAAZAT AL-BINTAANI KILTAAHUMAA = Dua putriku telah sukses kedua-duanya.
Andaikan contoh diatas tidak ada lafazh
Taukid maka mengandung ihtimal, dengan mempertimbangkah Tatsniyah secara
tidak sebenar-benarnya, boleh jadi yang lulus dan yg sukses adalah
salah satunya.
Disyaratkan penggunaan Taukid KILAA dan KILTAA dengan tiga syarat:
1. Harus bisa menempatkan hukum Mufrod pada tempat Muakkad Mutsanna.
Syarat ini untuk memungkinkan adanya
dugaan sebagian pada keduanya, sebagaimana dua contoh diatas. Demikian
ini untuk membedakan dengan contoh berikut:
تخاصم المحمدان كلاهما
TAKHOOSHOMA AL-MUHAMMADAANI KILAAHUMAA = dua Muhammad saling bermusuhan keduanya.
Contoh ini tidak boleh, karena hukum
mufrod disini tidak bisa ditempatkan pada Isim Mutsanna, dikarenakan
lafazh TAKHOOSHOMA (saling bermusuhan) tidak mungkin terjadi pada satu
orang kecuali harus bersamaan antara keduanya. Sedangkan sebagian Ulama
Nuhat membolehkannya dengan alasan bahwa taukid disini digunakan sebagai
penguat bukan sebagai penghapus Ihtimal.
2. Harus satu didalam makna Musnad terhadap Muakkad, jika musnadnya berbeda demikian tidak boleh seperti contoh:
مات هشام وعاش بكر كلاهما
MAATA HISYAAMU WA ‘AASYA BAKRUN KILAAHUMAA = Hisyam meninggal dan Bakar hidup kedua-duanya.
3. Harus bersambung dengan Dhamir yg merujuk pada Isim Mu’akkad, seperti contoh di atas.
حضر الجيش عامته
HADHARA AL-JAISYU ‘AAMMATUHU = tentara itu telah hadir semuanya
حضر الطلاب عامتهم
HADHARAT ATH-THULLAABU ‘AAMMATUHUM = para siswa telah hadir semuanya
حضرت الفرقة عامتها
HADHARAT AL-FIRQOTU AAMMATUHAA = rombongan itu telah hadir semuanya
حضرت الفرق عامتهن
HADHARAT AL-FIROQU AAMMATUHUNNA = semua rombongan telah hadir semuanya
حضر الجيشان عامتهما
HADHARA AL-JAISYAANI ‘AAMMATUHUMAA = dua tentara telah hadir semuanya
حضرت الفرقتان عامتهما
HADHARAT AL-FIRQOTAANI AAMMATUHUMAA = dua rombongan telah hadir semuanya
Comments
Post a Comment