Isim Dhamir Mustatir wajib dan jaiz » Alfiyah Bait 60
وَمِنْ ضَمِيْرِ الْرَّفْعِ مَا يَسْتَتِرُ ¤ كَافْعَلْ أوَافِقْ نَغتَبِطْ إذْ تُشْكرُ
Dhomir Mustatir ada pada sebagian dhomir Rofa’. Seperti pada contoh: افْعَلْ أوَافِقْ نَغتَبِطْ إذْ تُشْكرُ (ket: افْعَلْ = Fi’il ‘Amar untuk satu mukhotob, taqdirannya انت . dan أوَافِقْ = Fi’il Mudhori’ untuk satu Mutakallim, taqdirannya انا. dan نَغتَبِطْ = Fi’il Mudhori’ untuk Mutakallim Ma’al Ghair, taqdirannya نحن . dan تُشْكرُ = Fi’il Mudhori’ untuk satu Mukhotob, taqdirannya انت)
Telah dijelaskan pada pelajaran dahulu bahwa dhamir ada dua golongan 1. Isim Dhamir Bariz (mempunyai bentuk lafazh) dan 2. Isim Dhamir Mustatir (tidak mempunyai bentuk lafaz).
Dhamir Mustatir (ضامر مستتر) atau dhamir yang tidak berbentuk Lafazh, ada dua macam 1. Wajib Mustatir dan 2. Jaiz Mustatir
1. Wajib Mustatir واجب الاستتار
Pengertian dhamir yang Wajib Mustatir adalah: Isim Dhamir Mustatir dimana posisinya tidak bisa digantikan oleh Isim Zhahir pun oleh Isim Dhamir Munfashil. contoh:
أَقُوْمُ بِوَاجِبِيْ نَحْوَ قَرَابَتِيْ
aku menunaikan kewajibanku pada keluargaku
Contoh أقوم pada kalimat diatas, mempunyai Fa’il (subjek) yang berupa Isim Dhamir Mustatir yang wajib. takdirannya adalah أنا (saya), maka posisi dhamir ini tidak bisa digantikan isim zhahir semisal أقوم خالد. Atau tidak bisa digantikan isim dhamir munfashil semisal أقوم أنا dengan maksud sebagai Fa’ilnya, bisa juga dilafalkan demikian, akan tetapi ia bukan Fail tapi sebagai taukid bagi damir mustatir.
Isim Dhamir wajib mustatir menempati pada 10 kategori kalimah.Lihat tabel berikut :
ISIM DHAMIR WAJIB MUSTATIR
|
||||
NO
|
TEMPAT WAJIB MUSTATIR
|
CONTOH
|
||
1
|
Fi’il Amar untuk satu
mufrad (laki-laki)
|
فَــاسْتَقِمْ كَمَا
أُمِرْتَ
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana
diperintahkan kepadamu
|
||
2
|
Fi’il Mudhari’ yang diawali
Hamzah Mudhara’ah untuk Mutakallim (aku lk/pr)
|
وَأُفَوِّضُ أَمْرِي
إِلَى الله
Dan aku menyerahkan urusanku
kepada Allah
|
||
3
|
Fi’il Mudhari’ yang diawali
Nun Mudhara’ah untuk Mutakallim Ma’al Ghair (kami lk/pr)
|
نَحْنُ نَقُصُّ
عَلَيْكَ
أَحْسَنَ
الْقَصَصِ
Kami menceritakan kepadamu kisah
yang paling baik
|
||
4
|
Fi’il Mudhari’ yang diawali
Ta’ Mudhara’ah untuk Mukhatab Mufrad (kamu satu laki-laki)
|
تُؤْتِي الْمُلْكَ
مَنْ
تَشَاءُ
Engkau berikan
kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki
|
||
5
|
Isim Fi’il Amar
|
يَا
أَيُّهَا
الَّذِينَ
آمَنُوا عَلَيْكُمْ
أَنْفُسَكُمْ
Hai
orang-orang yang beriman, jagalah dirimu
|
||
6
|
Isim Fi’il Mudhari’
|
فَلَا
تَقُلْ
لَهُمَا أُفٍّ
maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”
|
||
7
|
|
مَا أَحْسَنَ
الصِّدْقَ
Alangkah indahnya kenyataan ini
|
||
8
|
Isim Masdar yang
menggantikan tugas Fi’ilnya
|
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Dan kepada
kedua orang tua, berbuat baiklah!
|
||
9
|
Fi’il-Fi’il Istitsna’
seperti خلا، عدا، حاشا
|
حَضَرَ
الضُّيُوْفُ خَلاَ وَاحِداً
Tamu-tamu
sudah hadir selain satu orang
|
||
10
|
Perangkat Istitsna semisal ليس
|
مَا
أُنْهِرَ
اَلدَّمُ
وَذُكِرَ
اِسْمُ اَللَّهِ عَلَيْهِ
فَكُلْ لَيْسَ
اَلسِّنَّ
وَالظُّفْرَ
Apa yang dapat
menumpahkan darah dengan diiringi sebutan nama Allah, makanlah, selain gigi dan kuku
|
2. Jaiz Mustatir جائز الاستتار
Pengertian dhamir yang Jaiz Mustatir adalah: Isim Dhamir mustatir dimana posisinya bisa digantikan oleh Isim Zhahir pun oleh Isim Dhamir Munfashil. yaitu kalimah Fi’il untuk Mufrad Ghaib (subjek orang ketiga tunggal male) contoh:
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung.
kalimah Fi’il untuk Mufrad Ghaibah (subjek orang ketiga tunggal female) contoh:
وَقَالَتْ لِأُخْتِهِ قُصِّيهِ
Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan
kalimah Isim Fi’il Madhi. contoh:
الصَّدِيْقُ هَيْهَاتَ
jauh sekali dari kebenaran.
Isim Sifat yang murni, semisal Isim Fa’il. Contoh:
وَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ
Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka
Maka lafazh مُصَدِّقٌ terdapat dhamir Mustatir Jaiz takdirannya adalah هُوَ tertuju kepada lafazh رَسُولٌ
Comments
Post a Comment