Bait 10. Tanda Kalimat Isim: Jar, Tanwin, Nida’, Al, Musnad
بِالجَرِّ وَالتّنْوِيْنِ وَالنِّدَا وَاَلْ ¤ وَمُسْنَدٍ لِلإسْمِ تَمْيِيْزٌ حَصَلْ
Dengan sebab Jar, Tanwin, Nida’, Al, dan Musnad, tanda pembeda untuk Kalimat Isim menjadi berhasil.
![]() |
| Bait 10. Tanda Kalimat Isim: Jar, Tanwin, Nida’, Al, Musnad |
Pada Bait ini, Mushannif menyebutkan tentang Tanda-tanda Kalimat Isim (Kata Benda). Sebagai ciri-cirinya untuk membedakan dengan Kalimat yang lain (Kalimat Fi’il/Kata Kerja dan Kalimat Huruf/Kata Tugas). Diantaranya adalah: Jar, Tanwin, Nida’, Al (Alif dan Lam) dan Musnad
Jarr جر
Tanda Kalimat Isim yang pertama adalah Jar, mencakup: Jar
sebab Harf, Jar sebab Idhafah dan Jar sebab Tabi’. Contoh:
مَرَرْتُ بغُلاَمِ زَيْدٍ الفَاضِلِ
Aku berjumpa
dengan Anak Lelakinya Zaid yang baik itu.
Lafadz غلام dikatakan
Jar sebab Harf (dijarkan oleh Kalimah Huruf), Lafadz زيد dikatakan
Jar sebab Idhafah (menjadi Mudhaf Ilaih), dan Lafadz الفاضل
dikatakan Jar sebab Tabi’ (menjadi Na’at/Sifat). Hal ini menunjukkan bahwa
perkataan Mushannif lebih mencakup dari Qaul lain yang mengatakan bahwa tanda
Kalimat Isim sebab Huruf Jarr, karena ini tidak mengarah kepada pengertian Jar
sebab Idhafah dan Jar sebab Tabi’.
Tanwin تنوين
Tanda Kalimat Isim yang kedua adalah Tanwin. Tanwin
adalah masdar dari Lafadz Nawwana yang artinya memberi Nun secara bunyinya
bukan tulisannya. Sebagai tanda baca yang biasanya ditulis dobel ( اً-اٍ-اٌ
). Di dalam Ilmu Nahwu, Tanwin terbagi empat macam:
- Tanwin Tamkin: yaitu Tanwin standar yang pantas disematkan kepada Kalimat-kalimat Isim yang Mu’rab selain Jamak Mu’annats Salim dan Isim yang seperti lafadz جوار dan غواش (ada pembagian khusus). Contoh: زيد dan رجل di dalam contoh:
جَاءَ زَيْدٌ هُوَ رَجُلٌ
Zaid telah
datang dia seorang laki-laki
- Tanwin Tankir: yaitu Tanwin penakirah yang pantas disematkan kepada Kalimat-kalimat Isim Mabni sebagai pembeda antara Ma’rifahnya dan Nakirahnya. Seperti Sibawaeh sang Imam Nahwu (yang Makrifah) dengan Sibawaeh yang lain (yang Nakirah). Contoh:
مَرَرْتُ بِسِبَوَيْهِ وَبِسِبَوَيْهٍ آخَرَ
Aku telah
berjumpa dengan Sibawaeh (yang Imam Nahwu) dan Sibawaeh yang lain.
- Tanwin Muqabalah: yaitu Tanwin hadapan yang pantas disematkan kepada Isim Jamak Mu’annats Salim (Jamak Salim untuk perempuan). Karena statusnya sebagai hadapan Nun dari Jamak Mudzakkar Salimnya (Jamak Salim untuk laki-laki). Contoh:
أفْلَحَ مُسْلِمُوْنَ وَمُسْلِمَاتٌ
Muslimin dan Muslimat telah beruntung.
Tanwin ‘Iwadh:
atau Tanwin Pengganti, ada tiga macam:
- Tanwin ‘Iwadh: atau Tanwin Pengganti, ada tiga macam:
وَأنْتُمْ حِيْنَئِذٍ تَنْظًرُوْنَ
Kalian
ketika itu sedang melihat.
Maksudnya ketika nyawa sampai di kerongkongan. Jumlah kalimat ini dihilangkan dengan mendatangkan Tanwin sebagai penggantinya.
2. Tanwin Pengganti Kalimah Isim: yaitu Tanwin yang pantas disematkan kepada Lafadz كل sebagai pengganti dari Mudhaf Ilaihnya. Contoh:
كَلٌّ قَائِمٌ
Semua
dapat berdiri.
Maksudnya Semua manusia dapat berdiri. Kata manusia sebagai Mudhaf Iliahnya dihilangkan.
3. Tanwin Pengganti Huruf: yaitu
Tanwin yang pantas disematkan kepada lafadz جوار dan غواش dan lain-lain
sejenisnya, pada keadaan I’rab Rafa’ dan Jarrnya. Contoh:
هَؤُلاَءِ جَوَارٍ. وَمَرَرْتُ بِجَوَارٍ
Mereka itu
anak-anak muda. Aku berjumpa dengan anak-anak muda.
Pada kedua lafadz جوار asal bentuknya جواري kemudian Huruf Ya’ nya dibuang didatangkanlah Tanwin sebagai penggantinya.
Nida’ نداء
Tanda Kalimat Isim yang ketiga adalah Nida’.
Yaitu memanggil dengan menggunakan salah satu kata panggil atau Huruf Nida’
berupa يا dan saudara-saudaranya. Huruf Nida dikhususkan kepada Kalimat Isim
karena Kalimat yang jatuh sesudah Huruf Nida’ (Munada) statusnya sebagai Maf’ul
Bih. Sedangkan Maf’ul Bih hanya terjadi kepada Kalimat Isim saja. Contoh:
يَا رَسُوْلَ اللهِ
Wahai
Utusan Allah.
AL أل
Tanda Kalimat Isim yang keempat berupa AL أل atau Alif dan Lam. Yaitu AL yang fungsinya untuk mema’rifatkan dan AL Zaidah. Contoh:رَجَعَ الرَجُلُ مِنَ المَكَّةَ
Orang
laki-laki itu telah pulang dari kota Mekkah.
AL pada Lafadz الرَجُلُ dinamakan AL
Ma’rifat, sedang AL pada Lafadz المَكَّةَ dinamakan AL Zaidah. Sedangkan AL
yang selain disebut di atas, tidak khusus masuk kepada Kalimat Isim. seperti AL
Isim Maushul yang bisa masuk kepada Kalimat Fi’il Mudhori’, dan AL Huruf
Istifham yang bisa masuk kepada Fi’il Madhi.
Musnad مسند
Tanda Kalimat Isim yang kelima adalah Musnad. Artinya yang disandar atau menurut Istilah yang dihukumi dengan suatu hukum. Contoh:قَاَمَ زَيْدٌ وَ زَيْدٌ قَائِمٌ
Zaid telah
berdiri dan Zaid adalah orang yang berdiri.
Kedua Lafadz زيد pada contoh di atas merupakan Musnad atau yang
dihukumi dengan suatu hukum, yaitu hukum berdiri. Hukum berdiri pada
lafadz Zaid yang pertama adalah Kata Kerja dam Hukum berdiri untuk Lafadz Zaid
yang kedua adalah Khabar.

Percayakah Anda dengan membuka Aura seseorang jodoh yang di idam-idamkan . .
ReplyDeletekami punya jawabanya silahkan klik disini ==> Cara Membuka Aura Jodoh